Sering saya menjumpai developer properti yang mengeluhkan penjualannya tidak sesuai dengan harapan. Semua yang ditargetkan tidak tercapai. Akibatnya kelangsungan proyek terancam. Akibat yang paling jelek yaitu proyek mangkrak dan minta ditakeover.
Setelah melihat kembali marketing tools dan strategi marketing yang diterapkan menurut saya ada beberapa hal yang menjadi penyebab dan harus diperbaiki.
Desainnya tidak menarik
Kemungkinan pertama adalah desainnya yang tidak menarik bagi konsumen. Jangankan konsumen, kita yang melihatpun tidak berselera membelinya.
Tidak ada decak kagum pada pandangan pertama ketika melihat desain proyek yang ada di brosur. Padahal, desain yang bagus itu selalu ada pujian oleh siapapun melihat pertama kali.
Nah, ini juga patut menjadi perhatian, mungkin saja desainnya bagus tetapi kualitas gambar pada brosur, flyer tidak bagus. Sehingga desain yang bagus menjadi tidak menarik ketika dilihat dalam bentuk gambar.
Ini penting diperhatikan karena pada umumnya developer mulai menjual ketika produk belum dibangun. Jadi masih mengandalkan imajinasi konsumen setelah melihat gambar.
Ini tantangan bagi desainer, supaya menghasilkan gambar-gambar pada marketing toolsdidesain sebagus mungkin.
Karena saat ini banyak software yang bisa menyajikan gambar yang bagus, bahkan hasilnya lebih bagus daripada gambar aslinya.
Jadi lihat lagi flyer, brosur perumahan Anda, pastikan hal itu amat menarik. Ambil brosur tersebut diskusikan dengan siapapun lalu ambil kesimpulan.
Jika memang kurang bagus, musti diganti, kapan perlu ganti sekalian dengan desainnya.
Cara bayar yang kaku
Selain desain sebenarnya ada hal lain yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli, yaitu cara bayar yang bisa mengakomodir kondisi keuangan konsumen.
Dalam pemasaran properti, apalagi pada saat kondisi pasar properti sedang mengalami penurunan, kreatifitas amat penting perannya. Salah satu kreatifitas tersebut adalah merekayasa cara bayar konsumen (payment engineering).
Bisa dengan DP 0%, baloon payment atau metode apapun yang sekiranya menarik bagi konsumen. Artinya kita tidak boleh kaku dalam memperlakukan cara pembayaran konsumen.
Sedapat mungkin kita mengakomodir apapun kondisi konsumen. Tentu dengan tetap memperhatikan kesanggupan belinya.
Strategi marketing yang kurang kreatif
Saat ini eranya internet, internet of things kata orang. Atau era industri 4.0. intinya saat ini manusia dimanapun mengandalkan internet untuk keperluan apapun termasuk dalam membeli properti.
Konsumen yang ingin mencari properti bisa dipastikan ditahap awal mereka akan mencari informasi melalui internet. Setelah itu barulah mereka akan melihat lokasi secara langsung apabila hasil analisa awal mereka suatu produk bagus.
Di sinilah dituntut strategi pemasaran yang sesuai dengan era jaman now. Mudah saja, manfaatkan internet semaksimal mungkin.
Jika tidak sanggup melakukannya sendiri, Anda sebagai developer bisa menyerahkan kepada orang yang memang ahli dalam hal pemasaran properti di internet.
No comments:
Post a Comment